Ketika membahas blockchain, sebuah sistem pencatatan transaksi yang terdesentralisasi dan tidak dapat diubah. Juga dikenal sebagai distributed ledger, teknologi ini memungkinkan data tersimpan di jaringan ribuan komputer sekaligus.
Pahami cara kerja blockchain lewat contoh praktis dan penjelasan mudah.
Contoh aplikasinya yang paling mudah dilihat adalah token airdrop, pembagian token gratis kepada pengguna sebagai promosi atau insentif. Airdrop biasanya memanfaatkan smart contract, kode otomatis yang mengeksekusi distribusi token tanpa campur tangan manusia sehingga prosesnya transparan dan aman. Blockchain memungkinkan token airdrop, yang bergantung pada smart contract, dan dijalankan di jaringan layer 1.
Di sisi jaringan, layer 1 blockchain, struktur utama seperti Bitcoin atau Ethereum yang menangani semua transaksi dasar menjadi fondasi bagi aplikasi lain. Layer 1 menyediakan keamanan tingkat tinggi, sementara solusi layer 2, protokol tambahan yang meningkatkan kecepatan dan mengurangi biaya menambah skalabilitas. Dengan pemahaman ini, kamu akan lebih siap menilai proyek kripto, memilih airdrop yang layak, dan mengerti mengapa jaringan tertentu lebih terpercaya.
Berikutnya, kamu akan menemukan rangkaian artikel yang membahas detail tentang token airdrop, perbedaan layer 1 dan layer 2, serta tips aman berinvestasi di dunia kripto. Selamat menelusuri!
Pelajari cara kerja blockchain di cryptocurrency, mulai dari konsep dasar, proses transaksi, hingga contoh Bitcoin vs Ethereum dalam bahasa mudah dipahami.