Makanan Paling Terkenal di Bali yang Wajib Dicoba Saat Liburan

Makanan Paling Terkenal di Bali yang Wajib Dicoba Saat Liburan
  • 14 Des 2025
  • 1 Komentar

Saat kamu berlibur ke Bali, bukan hanya pemandangan pantai atau pura yang akan kamu ingat. Yang paling sering dibicarakan, paling sering difoto, dan paling sering dibawa pulang sebagai oleh-oleh? Makanannya. Kuliner Bali bukan sekadar makanan biasa - ini adalah cerita rasa yang diwariskan dari generasi ke generasi, dengan bumbu yang kuat, teknik yang unik, dan bahan-bahan lokal yang segar. Kalau kamu datang ke Bali tapi tidak mencoba makanan khasnya, kamu seperti pergi ke Paris tapi tidak mencicipi croissant.

Babi Guling: Raja Kuliner Bali

Babi guling adalah simbol kuliner Bali yang paling ikonik. Kamu bisa menemukannya di mana-mana - dari warung pinggir jalan di Ubud sampai restoran mewah di Seminyak. Tapi yang benar-benar enak? Yang dibakar perlahan di atas arang kayu kelapa, dengan isi perutnya diisi bumbu merah pekat yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, dan daun jeruk. Dagingnya empuk sampai terlepas dari tulang, kulitnya renyah seperti kerupuk, dan sambalnya yang pedas manis membuat kamu ingin tambah lagi.

Di Denpasar, warung Babi Guling Ibu Oka di Jalan Suweta sudah berdiri sejak 1958. Setiap hari, ratusan porsi habis sebelum jam 11 pagi. Bukan karena promosi, tapi karena rasanya yang tak tergantikan. Babi guling biasanya disajikan dengan nasi putih, lawar (campuran sayuran, kelapa parut, dan daging cincang), dan telur ceplok. Ini bukan sekadar makanan - ini pengalaman.

Sate Lilit: Satu Gigitan, Banyak Rasa

Sate lilit adalah sate yang berbeda. Daripada ditusuk, dagingnya dililitkan ke batang serai. Dagingnya biasanya dari ikan, ayam, atau babi, dicampur dengan kelapa parut, bumbu rempah, dan air jeruk nipis. Prosesnya memang lebih rumit daripada sate biasa - tapi hasilnya? Lebih harum, lebih gurih, dan lebih khas Bali.

Di kawasan Kuta, sate lilit ikan tuna dari warung Pak Made sering jadi favorit wisatawan. Ikan tuna segar dari perairan Nusa Penida dicampur dengan kelapa parut yang baru diparut, lalu dililitkan perlahan ke batang serai. Setelah dipanggang, aroma serai yang gosong bercampur dengan keharuman rempah membuat air liur langsung keluar. Ini makanan yang paling cocok dimakan sambil duduk di tepi pantai, dengan angin laut yang meniup pelan.

Nasi Campur Bali: Semua Rasa dalam Satu Piring

Nasi campur Bali adalah jawaban atas pertanyaan: "Aku mau coba semua makanan Bali tapi nggak mau pesan lima piring." Di satu piring kecil, kamu dapat nasi putih, ayam betutu, tahu tempe goreng, urap (sayuran rebus dengan kelapa parut dan bumbu), sambal matah, dan kadang telur dadar. Ini adalah versi praktis dari hidangan tradisional Bali yang biasanya disajikan saat upacara keagamaan.

Warung Nasi Campur Ibu Nyoman di Pasar Badung adalah tempatnya. Pagi-pagi, ibu-ibu lokal sudah antre untuk beli nasi campur dengan harga hanya Rp15.000. Tapi jangan salah - rasanya jauh lebih enak daripada restoran mahal. Bumbu betutunya dimasak selama 8 jam dengan daun pisang dan kayu bakar. Itu yang membuat rasa dalamnya begitu dalam. Ini makanan yang bisa kamu makan setiap hari tanpa bosan.

Lawar: Tradisi yang Masih Hidup

Lawar adalah makanan yang paling sulit dijelaskan tapi paling khas. Ini campuran sayuran hijau (kacang panjang, daun singkong), kelapa parut, daging cincang (babi atau ayam), dan bumbu yang sangat pedas. Ada dua jenis: lawar merah (dengan darah babi) dan lawar putih (tanpa darah). Lawar merah biasanya disajikan saat upacara keagamaan, sementara lawar putih lebih sering ditemukan di restoran untuk wisatawan.

Di desa Tenganan, lawar masih dibuat dengan cara tradisional: semua bahan ditumbuk dengan lesung kayu, bukan dicampur dengan blender. Proses ini menghasilkan tekstur yang lebih kasar dan rasa yang lebih autentik. Jika kamu ingin merasakan Bali yang paling otentik, coba lawar di rumah makan kecil di desa-desa tradisional. Ini bukan makanan untuk semua orang - tapi kalau kamu berani, kamu akan mengerti kenapa orang Bali begitu bangga dengannya.

Sate lilit ikan tuna dililitkan pada batang serai, dipanggang di atas bara api, di tepi pantai Kuta saat senja.

Sambal Matah: Bumbu yang Menggigit

Sambal matah adalah sambal yang tidak dimasak. Semua bahan - bawang merah, cabai rawit, serai, daun jeruk, dan minyak kelapa - dicincang halus dan dicampur tanpa dipanaskan. Hasilnya? Sambal yang segar, pedas, dan sangat harum. Ini bukan hanya pelengkap - ini bumbu utama yang membuat makanan lain jadi hidup.

Sambal matah biasanya disajikan dengan ikan bakar, ayam goreng, atau bahkan hanya dengan nasi hangat. Di rumah makan di Sanur, kamu bisa pesan sambal matah dalam botol kecil untuk dibawa pulang. Harganya sekitar Rp20.000, tapi satu botol bisa bertahan seminggu kalau kamu simpan di kulkas. Ini adalah "bumbu rahasia" yang bisa kamu pakai untuk mengubah makanan biasa jadi makanan Bali.

Jaja Bali: Manisan Tradisional yang Tak Terlupakan

Setelah makan berat, kamu butuh yang manis. Jaja Bali adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, kelapa, dan gula aren. Ada banyak jenisnya: klepon (kue hijau berisi gula aren yang meleleh saat digigit), lapis legit (kue lapis yang sangat manis), dan bingka (kue kelapa yang lembut seperti sponge cake).

Klepon dari Pasar Kumbasari di Denpasar adalah yang paling populer. Kulitnya terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna alami dari daun pandan, dan isi gula aren yang meleleh saat kamu gigit. Rasanya manis, tapi tidak berlebihan. Ini kue yang kamu makan sambil duduk di teras rumah, menikmati sore yang tenang.

Minuman Tradisional: Bajigur dan Tuak

Jangan lupa minum. Di Bali, ada dua minuman tradisional yang wajib dicoba: bajigur dan tuak. Bajigur adalah minuman hangat dari gula aren, jahe, dan santan - sempurna untuk malam yang dingin di dataran tinggi seperti Kintamani. Tuak adalah minuman fermentasi dari nira kelapa. Rasanya agak asam, sedikit manis, dan membuat kepala sedikit pusing. Ini minuman yang biasa diminum saat upacara atau acara keluarga.

Tuak tidak dijual di restoran biasa. Kamu harus mencarinya di warung kecil di desa-desa, atau di acara adat. Jika kamu penasaran, coba tuak di desa Penglipuran. Tapi jangan minum berlebihan - ini bukan bir, ini tradisi.

Nasi campur Bali dengan berbagai lauk tradisional disiapkan oleh keluarga di halaman rumah, suasana pagi yang tenang.

Makanan Bali dan Budaya: Tidak Hanya Rasa

Makanan di Bali tidak bisa dipisahkan dari agama dan budaya. Setiap hari, ibu-ibu di rumah membuat canang sari - bunga, daun, dan makanan kecil yang diletakkan di depan rumah sebagai persembahan. Makanan itu juga dimakan keluarga. Jadi, saat kamu makan babi guling atau sate lilit, kamu sebenarnya ikut serta dalam ritual yang sudah berlangsung ratusan tahun.

Kuliner Bali adalah cermin dari kehidupan orang Bali: hangat, penuh warna, bersemangat, dan penuh makna. Ini bukan sekadar makanan untuk kenyang. Ini cara orang Bali menyampaikan rasa syukur, cinta, dan kebersamaan.

Di Mana Harus Mencoba Makanan Ini?

Jika kamu baru pertama kali ke Bali, berikut tempat yang direkomendasikan:

  • Babi guling: Ibu Oka (Denpasar), Babi Guling Pak Malen (Ubud)
  • Sate lilit: Warung Pak Made (Kuta), Sate Lilit Ibu Lina (Seminyak)
  • Nasi campur: Pasar Badung (Denpasar), Warung Nasi Campur Bu Tini (Canggu)
  • Lawar: Rumah Makan Tenganan (Tenganan), Warung Lawar Bu Ketut (Kintamani)
  • Sambal matah: Semua restoran lokal, atau beli dalam botol di Pasar Kumbasari
  • Jaja Bali: Pasar Kumbasari (Denpasar), Toko Kue Bali di Ubud

Jangan takut untuk bertanya ke penjual: "Ini apa?" atau "Ini enaknya bagaimana?" Orang Bali suka berbagi cerita tentang makanan mereka. Kadang, mereka bahkan akan mengajak kamu ke dapur mereka untuk lihat cara memasaknya.

Apakah Makanan Bali Mahal?

Tidak. Makanan tradisional Bali justru sangat terjangkau. Babi guling seharga Rp35.000 per porsi, nasi campur Rp15.000, sate lilit Rp10.000 per tusuk. Bahkan di restoran wisatawan, harganya tidak lebih dari Rp70.000. Yang mahal itu makanan yang dibuat untuk turis - bukan yang dibuat untuk orang lokal.

Kuncinya: cari tempat yang ramai oleh orang Bali. Kalau ada banyak mobil rental dan turis, harganya mungkin lebih tinggi. Kalau ada ibu-ibu dengan keranjang belanja, itu tempatnya.

Apa makanan Bali yang paling terkenal di kalangan wisatawan?

Makanan Bali yang paling terkenal di kalangan wisatawan adalah babi guling dan sate lilit. Keduanya memiliki rasa yang kuat, aroma yang khas, dan tampilan yang menarik untuk difoto. Babi guling sering jadi ikon kuliner Bali karena tekstur kulitnya yang renyah dan dagingnya yang empuk, sementara sate lilit unik karena cara penyajiannya yang tidak biasa - dililitkan ke batang serai.

Apakah ada makanan Bali yang halal untuk wisatawan Muslim?

Ya, banyak. Banyak warung dan restoran kini menyediakan versi halal dari makanan Bali, seperti nasi campur dengan ayam atau ikan, sate lilit dari ayam atau ikan tuna, dan lawar putih tanpa daging babi. Di kawasan Kuta, Seminyak, dan Canggu, kamu bisa menemukan restoran dengan label "Halal Certified". Jangan ragu bertanya: "Ini pakai daging babi?" - penjual biasanya akan dengan senang hati menjelaskan.

Bisakah saya membawa makanan Bali pulang ke rumah?

Bisa, dan banyak wisatawan yang melakukannya. Sambal matah dalam botol, kue jaja Bali, dan bumbu kering seperti bumbu babi guling bisa dibeli di pasar tradisional seperti Pasar Kumbasari atau Pasar Badung. Pastikan kamu membeli dalam kemasan kedap udara dan simpan di kulkas selama perjalanan. Beberapa produk bisa bertahan hingga 2 minggu jika disimpan dengan benar.

Apa perbedaan antara makanan Bali dan makanan Jawa?

Makanan Bali lebih pedas dan lebih beraroma rempah karena pengaruh tradisi Hindu dan penggunaan bumbu segar seperti serai, daun jeruk, dan lengkuas. Sementara makanan Jawa lebih manis, dengan banyak menggunakan gula jawa dan kecap. Babi guling khas Bali, sementara di Jawa lebih dikenal dengan tongseng atau sate kambing. Rasa Bali lebih "terbuka" dan berani, sementara Jawa lebih halus dan klasik.

Makanan Bali apa yang cocok untuk anak-anak?

Nasi campur dengan ayam goreng, nasi putih, dan telur ceplok adalah pilihan terbaik untuk anak-anak. Sambal matah bisa dihindari karena pedasnya, dan lawar bisa diganti dengan sayur rebus biasa. Jaja Bali seperti klepon dan bingka juga sangat disukai anak-anak karena rasanya manis dan teksturnya lembut. Jangan lupa, banyak restoran yang bisa menyesuaikan rasa - tinggal minta "tidak pedas" atau "kurang bumbu".

Yang Harus Kamu Ingat

Jangan datang ke Bali hanya untuk foto-foto di pantai. Datang juga untuk merasakan makanannya. Ini bukan sekadar makan - ini bagian dari pengalaman budaya. Kalau kamu ingin tahu bagaimana orang Bali berpikir, lihat apa yang mereka makan. Kalau kamu ingin tahu bagaimana mereka merasa, coba makanan yang mereka sajikan untuk upacara. Kuliner Bali adalah jendela ke hati orang Bali - dan itu jauh lebih dalam daripada pemandangan lautnya.

Dikirim oleh: Putri Astari

Komentar

Dimas Fn

Dimas Fn

Desember 14, 2025 AT 23:06 PM

Babi guling emang gak ada duanya, bro. Aku pernah makan di Ibu Oka pas pagi-pagi banget, dan kulitnya itu crunchy banget sampe kayak kerupuk raksasa. Gak pernah nyesel balik ke Bali cuma buat nyobain ini lagi.
Nasi campur di Pasar Badung juga jadi favoritku, cuma 15 ribu tapi rasanya kayak makan di restoran bintang lima.

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan