Biaya Makan di Bali: Harga Realistis dan Tempat Terbaik 2025

Biaya makan di Bali bukan cuma soal berapa banyak uang yang harus kamu bawa, tapi juga warung makan lokal, tempat makan sederhana yang dikelola keluarga dengan harga sangat terjangkau versus restoran wisata, tempat yang sengaja menetapkan harga tinggi karena lokasi strategis dan target turis asing. Banyak yang kaget ketika tahu bahwa nasi campur di warung dekat sawah di Ubud cuma Rp15.000, tapi di dekat Tanah Lot harga yang sama bisa jadi Rp45.000. Ini bukan karena bahan lebih mahal—tapi karena lokasi dan ekspektasi turis.

Biaya makan di Bali juga sangat bergantung pada jenis makanan, pilihan antara makanan tradisional, internasional, atau seafood segar. Kalau kamu mau makan seperti orang lokal, cari warung yang penuh dengan warga Bali, bukan turis. Di Kuta, kamu bisa makan nasi goreng dan ayam betutu di warung kecil seharga Rp20.000–Rp30.000. Tapi kalau kamu masuk ke restoran di Seminyak dengan pemandangan pantai, harga itu bisa melonjak jadi Rp150.000–Rp250.000 per orang. Di Jimbaran, ikan bakar segar di tepi pantai biasanya dihargai per kg, bukan per porsi. Satu kg ikan kakap bisa Rp120.000, dan itu cukup untuk 2–3 orang. Jangan lupa, harga itu belum termasuk biaya parkir atau tips—yang sering ditambahkan tanpa kamu sadari.

Yang paling penting: biaya makan di Bali bukan hal yang seragam. Di desa-desa seperti Sidemen atau Tegallalang, kamu bisa makan enak dengan budget Rp10.000–Rp25.000 per hari. Di kawasan wisata, kamu bisa tetap hemat kalau tahu caranya: beli buah di pasar tradisional, makan siang di warung, dan makan malam di tempat yang ramai warga lokal. Banyak turis menghabiskan uang karena mengira semua makanan di Bali mahal—padahal, yang mahal itu yang sengaja dipajang untuk turis. Kamu bisa makan enak, sehat, dan murah di Bali—asal tahu di mana harus makan. Di bawah ini, kami kumpulkan artikel-artikel yang membahas tempat, harga, dan tips makan di Bali yang benar-benar berguna, tanpa basa-basi.